Banyaksiswa dan guru berpenghasilan rendah tidak memiliki perangkat digital atau keterampilan yang diperlukan untuk pembelajaran berbasis digital atau online ini. Menurut data dari UNICEF, pada tahun 2020, sebanyak 67% guru melaporkan kesulitan dalam mengoperasikan perangkat dan menggunakan online platform dalam proses pembelajaran.
KEBERHASILAN pendidikan siswa tidak lepas dari kemampuan guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi dan pesatnya era digital menuntut kompetensi guru selalu update menjawab tantangan perkembangan teknologi. Hal itu sesuai dengan amanat UU 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Tantangan guru dalam pembelajaran era digital membutuhkan orientasi baru dalam pendidikan. Pendidikan yang menekankan pada kreativitas, inisiatif, dan inovatif. Di sisi lain masih banyak guru 80-an, sementara muridnya sudah memakai produk digital kontemporer. Akibatnya, sedikit banyak para murid mempunyai pandangan berbeda dengan guru. Pertumbuhan dan perkembangan era digital ini melahirkan pandangan baru pada semua bidang kehidupan manusia, baik sosial, budaya, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Sehingga menuntut guru sebagai agent of change terhadap siswa mempunyai peran penting agar tidak ada murid yang terisolasi dalam informasi. Menjadi guru era 80-an berbeda dengan era digital. Karisma guru tidak lagi menjadi prioritas utama, akan tetapi harus dipadukan dengan kemampuan nyata saat ini. Karena itu, pendidikan merupakan salah satu tonggak utama dalam perkembangan sebuah bangsa. Melalui pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan lulusan yang mampu berdaya saing. Salah satu elemen penting dalam pendidikan adalah ketersediaan tenaga guru yang kompeten dan profesionalitas dalam mentransfer ilmu pengetahuan. Kompetensi Guru PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 disebutkan, โpendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompentensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rokhani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru merupakan kemampuan guru untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilannya dalam melaksanakan kewajiban pembelajaran secara profesional dan bertanggung jawab. Menurut UU 14/2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 10, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berdasarkan Permendiknas 16/2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama. Yaitu, kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Keempat bidang kompetensi di atas tidak berdiri sendiri-sendiri. Melainkan saling berhubungan dan saling memengaruhi dan mempunyai hubungan hierarkis. Sertifikasi Guru Sertifikasi guru merupakan upaya peningkatan mutu guru yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan Depdiknas, 20081. Menurut Puguh, peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru SMK dapat dilakukan dengan beberapa cara. Antara lain, studi lanjut program strata 2, kursus dan pelatihan, pemanfaatan jurnal, seminar, kerja sama antara lembaga profesi, dan lain lain. Pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional. Pemerintah berkewajiban memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan guna meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan UUD 1945. Demikian juga warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus pasal 5 ayat 2, 3, dan 4.
TantanganPendidikan di Era Digital Tantangan Pendidikan di Era Digital Dengan bimbingan dan pengawasan yang baik, teknologi sangat membantu dalam membuka wawasan dan cakrawala anak-anak menjadi lebih luas, kreatif, dan inovatif. Gerusan zaman di era milenial bukanlah hambatan dalam mendidik generasi penerus bangsa.
Abstrak Kecepatan arus informasi yang sangat memungkinkan anak mengetahui sesuatu lebih cepat dari apa yang didapat dibangku sekolah. Bahkan mungkin pula ada banyak hal yang dapat diketahui yang sebenarnya belum waktunya untuk diketahui, mereka mendapatkan informasi dari Google. Kecepatan informasi sebagai akibat kemajuan teknologi informasi tersebut akan mempengaruhi pola kehidupan manusia pada umumnya dan khususnya bagi dunia pendidikan khususnya guru. Di era kemajuan teknologi informasi yang tidak terbatas ruang dan waktu seperti sekarang ini, dapat memungkinkan strategi belajar berpusat kepada siswa, mendorong siswa belajar kreatif dan mandiri, bersiap dalam persaingan global. Pembelajaran berbasis e-learning memberikan keuntungan tersendiri dalam budaya belajar. Pendidik Guru harus mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, memfasilitasi pembelajaran, memahami belajar dan hal hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Kemajuan teknologi informasi memberikan peluang dan tantangan yang begitu besar bagi guru untuk terus meningkatkan kompetensinya. Kompetensi guru secara utuh terdiri dari kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi social dan kompetensi keprofesionalan harus terus ditingkatan untuk dapat menjawab tantangan global saat ini. Beberapa upaya yang harus dilakukan dalam menghapi tantangan pendidik di era milenial ini yaitu diantaranya guru tidak boleh gagap teknologi, memahami kecenderungan yang terjadi terkait Perubahan teknologi informasi.
Tantanganguru di era digital ini sangat besar. Misalnya, era digital ini membuat para siswa semakin dimudahkan dengan adanya teknologi terkait melihat berbagai hal di internet. Hal ini tentu berbeda dengan zaman dahulu di mana yang dilihat adalah televisi tetapi sekarang smartphone di mana proses pengawasannya jauh lebih susah.
Peran guru dalam pembelajaran tentunya sangatlah besar. Bisa dibilang guru adalah seorang yang menyuarakan pendidikan kepada masyarakat. Guru mesti memiliki inisiatif yang tinggi dalam mengarahkan dan menilai pendidikan. Bukan hanya itu, guru juga bertanggung jawab agar pendidikan bisa berlangsung dengan lancar dan baik. Namun seiring dengan berkembangnya zaman, guru juga harus menyadari tantangan-tantangan yang ada khususnya di era yang sudah serba digital seperti saat ini. Ya, memang bisa dibilang tantangan akan selalu ada mengikuti zaman dan seorang guru harus bisa menemukan solusinya agar tantangan yang ada bisa berdampak positif bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Di era yang serba digital ini, tantangan guru pun ada berbagai macam. Mereka harus menyesuaikan cara mengajar dengan kebutuhan generasi muda dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Namun jangan khawatir, tantangan datang selalu dengan solusi. Asalkan mau belajar dan mengembangkan diri terus menerus, setiap guru pasti bisa melampaui tantangan yang ada di era digital dan dapat mendidik murid dengan baik. Baca Juga Panduan Pendidikan Profesi Guru Update, Menjawab Era Agar dapat memberikan pembelajaran yang maksimal kepada para peserta didik. Berikut inilah tantangan guru di era digital yang harus dihadapi dan bagaimana strategi menghadapinya. 1. Mengajarkan konsep abstrak dengan cara sederhana Di era pendidikan peran guru dalam pembelajaran bukan lagi dituntut mengajar agar para siswa bisa menyelesaikan masalah dalam soal-soal ujian saja. Akan tetapi, seorang guru harus memastikan bahwa semua siswa harus bisa memahami konsep dasarnya. Bahkan para guru dituntut untuk bisa mengajarkan bagaimana mengkonstruksi sebuah makna atau konsep, sehingga siswa bukan hanya mengerti untuk jangka pendek tapi juga untuk jangka panjang. Untuk membuat agar siswa bisa mengerti konsep dasar, salah satu cara yang bisa dilakukan oleh guru adalah dengan mengaitkan konsep yang abstrak dengan contoh kegiatan sehari-hari yang dekat dengan siswa. Dengan penjelasan sederhana tersebut, siswa akan lebih mudah untuk menangkap dan mengingat materi dan konsep pelajaran yang disampaikan. Menuangkan konsep yang rumit ke dalam penjelasan yang sederhana memang bukanlah cara yang mudah. Oleh karena itu, guru perlu melakukan persiapan lebih sebelum mengajar dan terus berlatih. 2. Mengajar agar siswa bisa melakukan pembelajaran aktif Bukan hanya mengerti sebuah konsep, para guru juga mesti melewati tantangan bagaimana cara mengajar agar siswa bisa menerapkan materi dengan aktif. Jadi, siswa bukan hanya sekadar mengerti tapi juga bisa menerapkan ilmunya yang bisa bermanfaat bagi lingkungan. Misalnya saja jika membahas tentang isu global warming, tujuan yang harus dicapai oleh guru bukan hanya membuat siswa mengerti tapi bagaimana siswa tersebut bisa berpartisipasi dalam merawat lingkungan dan mengurang hal-hal yang dapat memicu global warming. Lantas bagaimana caranya agar para siswa bisa tergerak untuk aktif menerapkan konsep yang mereka pelajari ke dalam kehidupan sehari-hari? Mengajak siswa agar aktif menerapkan ilmunya bukanlah hal yang mudah. Namun, guru bisa memulai mengajak siswa untuk berperan aktif dengan memberi tahu apa manfaat yang bisa didapatkan ketika menerapkan ilmu-ilmu tersebut, baik itu manfaat untuk diri sendiri atau pun untuk orang lain. Ketika mereka memahami manfaatnya, maka mereka akan termotivasi sendiri untuk mempraktekkan hal-hal positif dari apa yang mereka pelajari. Baca Juga Pentingnya Sertifikasi Pendidikan untuk Mendukung Kesejahteraan Guru! 3. Bukan sekadar pintar tapi juga kreatif Tidak sedikit orang yang menganggap peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai seseorang yang pintar dan contoh bagi muridnya. Memang, pintar adalah salah satu karakter guru yang sangat penting, tapi ada lagi yang lebih penting di era digital ini, yakni kreativitas. Mengapa? Soalnya hanya pintar saja tidak cukup karena seseorang yang pandai belum tentu pandai berbagi ilmunya dengan orang lain. Karakter murid berbeda-beda, gaya belajar yang mereka sukai pun berbeda-beda. Karena itu, sangat penting bagi seorang guru untuk melatih kreativitasnya agar informasi dan materi pelajaran yang ingin disampaikan bisa diserap baik oleh tiap-tiap murid. Untuk mencapai hal ini, tentunya dibutuhkan kreativitas atau soft skills. Cara untuk melatih kreativitas adalah dengan memperluas wawasan dan referensi mengajar. Dengan demikian, para guru bisa mencoba hal-hal baru dan menemukan inovasi cara mengajar yang bisa membantu proses pembelajaran dan mendukung murid untuk menangkap materi-materi yang diberikan dengan lebih efisien. 4. Dituntut untuk kaya akan budaya dan bahasa Di era yang serba digital, demi mempertahankan peran guru dalam pembelajaran, diperlukan penguasaan bahasa. Sebab para guru akan mengajar di dalam masyarakat yang memiliki keragaman budaya dengan bahasa yang berbeda pula. Bahasa yang bisa dimengerti kebanyakan masyarakat secara global adalah Bahasa Inggris. Jadi paling tidak, para guru harus bisa menguasai dan mempraktekkan Bahasa Inggris yang mendasar. Selain untuk mengajar, penguasaan bahasa asing diperlukan juga untuk mengembangkan potensi guru secara pribadi. Sebab banyak pelatihan dan materi terkait dengan pengajaran yang disampaikan dalam Bahasa Inggris. Solusi untuk tantangan ini sebenarnya mudah saja, yakni dengan mempelajari tata bahasa asing dan terus berlatih secara aktif, tapi memang pada praktiknya mempelajari bahasa asing tidak semudah teorinya. Diperlukan kegigihan dan banyak latihan. Namun yang paling penting adalah keinginan untuk belajar dan percaya diri untuk menggunakan bahasa asing di dalam proses pembelajaran. Jika kamu adalah seorang guru dan ingin mengembangkan diri dengan menghadapi tantangan-tantangan di era digital ini, Pintek siap untuk mendukung. Baca Juga Pinjaman Online Terpercaya untuk Lembaga Pendidikan dan Cara Pengajuannya! Sebagai perusahaan fintech terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan OJK menawarkan solusi kepada lembaga pendidikan untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Hal tersebut tentu akan membuat guru lebih tenang jika dihadapkan dengan tantangan-tantangan baru di dunia pendidikan. Dengan mengajukan pendanaan Pinjaman Modal Kerja, lembaga pendidikan berkesempatan mendapatkan pembiayaan hingga miliaran rupiah dengan tenor pengembalian maksimal 24 bulan. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, Anda dapat langsung mengunjungi situs resmi Pintek atau melakukan diskusi dengan tim Pintek melalui DiskusiPintek maupun menghubungi Pintek di nomor telepon 021-50884607. Kamu juga bisa mendapatkan informasi menarik seputar Pintek dengan mengunjungi laman Instagram Pintek di dan
TantanganGuru dan Masalah Sosial Di Era Digital Abdul Latif Abstract Peran guru dalam pembelajaran era digital ada tujuh yakni: (a) guru sebagai sumber belajar; peran guru sebagai sumber belajar berkaitan dengan kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pendidikan kewarganegaraan memiliki peran penting dalam membentuk generasi muda yang memiliki kesadaran akan hak, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai warga negara. Dalam era digital yang terus berkembang, tantangan dan peluang baru muncul dalam penyampaian pendidikan kewarganegaraan. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah lanskap pendidikan secara menyeluruh, termasuk pendidikan satu tantangan utama dalam pendidikan kewarganegaraan dalam era digital adalah fluktuasi informasi. Internet menyediakan akses tak terbatas ke informasi dari berbagai sumber, baik yang kredibel maupun tidak kredibel. Tantangan bagi pendidikan kewarganegaraan adalah bagaimana mengajarkan siswa untuk secara kritis memfilter, mengevaluasi, dan memahami informasi yang mereka temui di dunia digital. Siswa perlu dilatih untuk menjadi pembaca yang cerdas dan memiliki kemampuan untuk membedakan fakta dari opini, serta menganalisis dampak dari informasi yang mereka konsumsi terhadap kehidupan itu, tantangan lainnya adalah meningkatnya polarisasi politik dan perpecahan sosial di dunia maya. Media sosial telah menjadi platform untuk ekspresi dan diskusi politik yang luas, namun seringkali juga menjadi tempat terjadinya konflik dan pembentukan kelompok yang saling terisolasi. Pendidikan kewarganegaraan perlu mencari cara untuk mengatasi polarisasi ini dan mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi yang sehat, menghormati pandangan orang lain, dan membangun pemahaman yang inklusif terhadap perbedaan. Namun, era digital juga membawa peluang besar dalam pendidikan kewarganegaraan. Teknologi memungkinkan pendidikan kewarganegaraan menjadi lebih interaktif dan terlibat secara aktif dalam kehidupan masyarakat. Siswa dapat menggunakan media sosial, blog, atau platform online lainnya untuk membagikan pandangan mereka tentang isu-isu sosial dan politik, serta berpartisipasi dalam aksi-aksi kegiatan kewarganegaraan. Hal ini dapat meningkatkan rasa memiliki dan keterlibatan siswa dalam proses demokrasi. Selain itu, teknologi juga memungkinkan akses ke beragam sumber daya pendidikan. Siswa dapat mengakses materi-materi pendidikan kewarganegaraan secara online, termasuk artikel, video, dan konten interaktif lainnya. Mereka dapat belajar tentang sistem politik, hak asasi manusia, keberagaman, dan isu-isu global dengan cara yang lebih menarik dan beragam. Guru juga dapat memanfaatkan teknologi untuk menghadirkan pengalaman belajar yang kreatif, seperti simulasi dan permainan peran. Lihat Pendidikan Selengkapnya
Peranguru dalam pembelajaran. Agar dapat memberikan pembelajaran yang maksimal kepada para peserta didik. Berikut inilah tantangan guru di era digital yang harus dihadapi dan bagaimana strategi menghadapinya. 1. Mengajarkan konsep abstrak dengan cara sederhana. Di era pendidikan 4.0, peran guru dalam pembelajaran bukan lagi dituntut mengajar
Di abad 21 atau yang sering disebut sebagai era digital, guru memiliki peran yang sangat signifikan dalam pendidikan. Seiring waktu berjalan, tantangan guru di era digital semakin berat dan kompleks. Setiap guru harus mampu menjawab tuntutan perkembangan zaman, dengan terus melakukan update informasi. Tepatnya, di era yang serba digital ini, setiap guru harus mampu beradaptasi dengan cara mengubah metode pembelajaran agar sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan peserta didik. Era digital telah mengubah pandangan dunia tentang politik, ekonomi, sosial, termasuk juga dalam dunia pendidikan. Khusus dalam dunia pendidikan, era digital sangat mewarnai perkembangan dunia pendidikan. Untuk itu, guru sebagai salah satu stakeholders pendidikan, memiliki peran yang sangat strategis dalam proses pembelajaran di era digital. To read the file of this research, you can request a copy directly from the has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
. 347 159 275 483 242 13 494 488
tantangan guru di era digital