Saturday 1 Muharram 1444 / 30 July 2022. Menu. HOME; IQRA Kajian Alquran; Doa; Hadist; Khutbah Jumat; NEWS
Naskah khutbah Jumat kali ini mengajak kepada khalayak untuk mengingat perihal kurban sebagai hakikat kemanusiaan. Dengan ini diharapkan kita semua mampu menghidupkan sensitivitas kita sebagai manusia, terlebih di era pandemi Covid-19 ini. Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Kurban, Pengorbanan, dan Kemanusiaan". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَاتَ وَ أَحْيَى. اَلْحَمْدُ للهِ الًّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَ نَهَانَا عَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ لَنَا عِيْدَ الْفِطْرِ وَ اْلأَضْحَى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ نِعْمَ الْوَكِيل وَنِعْمَ الْمَوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَ مَنْ يُنْكِرْهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا. وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَ حَبِيْبِنَا الْمُصْطَفَى، مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الْهُدَى، الَّذِيْ لاَ يَنْطِقُ عَنْ الْهَوَى، إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوْحَى، وَ عَلَى اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدقِ وَ الْوَفَا. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ اِتَّبَعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْجَزَا. أَمَّا بَعْدُ فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ Jamaah shalat Idul Adha hadâkumullâh, Segala puji bagi Allah swt, Tuhan alam semesta, yang telah menganugerahkan berjuta kenikmatan kepada kita di antaranya adalah kenikmatan beridul adha walau dalam suasana pandemi Covid-19 yang belum juga mereda. Semua ini harus kita syukuri sebagai hamba yang tahu diri, karena segala yang terjadi di muka bumi ini, Allahlah yang paling mengerti. Pada tahun ini, kita kembali merayakan Idul Adha dalam keterbatasan. Gelombang kedua penyebaran Covid-19 di tanah air yang terus mengalami lonjakan, membuat pemerintah mengambil kebijakan ketat dalam rangka wujud perlindungan. Tidak semua daerah bisa melaksanakan kegiatan Ibadah shalat Idul Adha sebagaimana biasa. Begitu juga ibadah kurban yang selalu mengiringi hari raya ini pun tidak serta merta bisa dilaksanakan dengan leluasa. Sekali lagi, ini adalah wujud ikhtiar kita bersama untuk menjaga diri, sehingga negeri ini mampu melewati takdir yang telah didatangkan oleh Allah yang maha tinggi. تَصَرُّفُ الْأِمَاِم عَلَى الرَّاعِيَّةِ مَنُوْطٌ بِالْمَصْلَحَةِ “Tindakan pemerintah terhadap rakyatnya dilakukan berdasarkan kemaslahatan.” اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ ولله الحمد Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt, Dalam situasi sulit yang sedang melanda, Hari Raya Idul Adha tak boleh kehilangan makna dan esensinya. Idul Adha mengajarkan kepada kita bagimana berani berkorban dengan apa yang kita punya untuk membatu orang lain yang membutuhkan uluran tangan kita. Di antaranya adalah dengan ibadah kurban yang merupakan wujud pengorbanan untuk kemanusiaan pada sesama. Kita harus bisa mengambil hikmah mulia, ketika Allah swt memerintahkan Nabi Ibrahim as untuk menyembelih putra semata wayangnya, Nabi Ismail as. Perintah suci ini mengandung makna bahwa hidup perlu pengorbanan untuk memperkuat tali persaudaraan antarsesama. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia merupakan makhluk yang membutuhkan orang lain dalam mewujudkan eksistensi. Maka ketika kita ada kelebihan rezeki dan bisa berkorban dengan kurban bagi orang lain di tengah pandemi, alangkah baiknya tidak ditunda-tunda lagi. Yakinlah, bahwa kurban kita akan diterima Allah swt dan akan dilipatgandakan pahalanya karena benar-benar mampu membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan dan duka. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah ra Rasulullah bersabda مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ Artinya “Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat. اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ ولله الحمد Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt, Kisah keteguhan iman dan kerelaan Nabi Ibrahim dalam mengorbankan sesuatu yang paling dicintainya, patut dicontoh oleh kita semua. Ketika kita mengorbankan sesuatu bagi sesama, maka marilah kita berikan yang terbaik untuk mereka. Kita tak perlu khawatir jika harta yang kita berikan di jalan Allah akan berkurang jumlahnya. Malah sebaliknya, Allah telah berjanji bahwa siapa saja memberikan yang terbaik dari hartanya dalam rangka kepatuhan menjalankan perintah-Nya, maka akan dilipatgandakan dengan jumlah yang tidak terduga-duga bagi siapa saja yang dikehendaki Allah swt. Hal ini ditegaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 261 berbunyi مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ Artinya "Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan harta mereka di jalan Allah adalah dengan butir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada setiap butir seratus biji. Allah terus-menerus melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas karuniaNya laga Maha Mengetahui." اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt, Ibadah kurban yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as juga memiliki makna ajaran untuk menjunjung tinggi kemanusiaan dalam beragama. Kita perlu merenungkan mengapa Allah swt mengganti Nabi Ismail as dengan seekor domba. Hal ini mengandung hikmah di antaranya tidak diperbolehkannya mengorbankan dan meneteskan darah manusia. Penggantian “objek kurban” dari manusia ke binatang juga mengandung makna bahwa manusia memiliki hak untuk hidup di dunia. Siapa pun atas nama apa pun tidak boleh menghilangkannya. Dalam konteks kekinian, kita harus menjunjung tinggi hak asasi manusia yakni hak untuk hidup, mendapatkan kesehatan, dan terjaga keselamatan jiwanya. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga mereda, kita tidak boleh egois dan abai sehingga menjadikan orang lain celaka. Penerapan protokol kesehatan sebagai ikhtiar terhindar dari Covid-19 harus ditegakkan bersama. Tidak bisa hanya dilakukan oleh sebagian orang saja. Kedisiplinan kita dalam menjaga diri, yang dimulai dari diri sendiri, akan berdampak kepada keselamatan orang lain sehingga kemanusiaan pun bisa kita junjung tinggi. Allah swt berfirman dalam QS Al Maidah ayat 32 مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا Artinya “Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia.” اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt, Demikianlah hikmah kurban yang merupakan wujud pengorbanan kita dalam rangka menjunjung tinggi kemanusiaan. Semoga kita akan menjadi sosok yang membawa kemaslahatan bagi sesama dan kehidupan kita senantiasa mendapatkan ridha dan keberkahan dari Allah swt. Amin بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم Khutbah II اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ H. Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, LampungLepaskanbajuku, agar tidak terkena darah yang nantinya menimbulkan kenangan yang menyedihkan. Asahlah tajam-tajam pisau ayah, agar penyembelihan berjalan singkat, sebab sakaratul maut dahsyat sekali. Khutbah Idul Adha 1434 H/2013 M yang lainnya bisa diklik ditautan berikut.: Khutbah Hari Raya Idul Adha 1434 H - 2013 M dari Kanwil Kemenag - Simak 4 contoh khutbah yang dibaca setelah melaksanakan Sholat Idul Adha 2022. Contoh khutbah Idul Adha 2022 ini tersedia berbagai tema, mulai keutamaan berkurban hingga meneladani Nabi Ibrahim AS. Berikut 4 contoh khutbah Idul Adha 2022 dikutip dari laman Muhammadiya, Kementerian Agama Kemenag dan Naskah Khutbah Idul Adha Contoh 1 الخطبة الاولى السلام عليكم ورحمة الله وبركاته اَلله اَكْبَر 3× ، اَلله اَكْبَر 3× ، اَلله اَكْبَر 3× الله اكبر كبيرا والْحَمْدُ ِلله ِكَثِيرْاً وَّسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّاَصِيْلاً ، لآ اِلهَ الاَّ الله وَالله ُاَكْبَر، اللهُ اَكْبَر وَلِله الْحَمْد. اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى اصْطَفَى اِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلاَم خَلِيْلاً ، وَجَعَلَهُ لِلنَّاسِ إِمَامًا ، إنَّهُ كَانَ صِدِّيْقاً نَبِيًّا. أشْهَدُ اَنْ لآ اِله الاّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه ، الّذِى لَمْ يَتَّخِذ صَاحِبَهُ وَلاَ وَلداً ، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه الْمَبْعُوْثُ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا ، وَصَلّى الله على سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِه بُكْرَةً وَاَصِيْلاً وَسَلّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. امّا بَعْدُ فَيَآ أيُّهَا النّاسُ رَحِمَكُمُ الله.. إتَّقُوااللهَ َواَطِيْعُوهُ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْن، وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمُ اْلعِيدِ اْلاَكْبَر. قَدْ رَفَعَ اللهُ قَدْرَهُ وَاَظْهَره وَسَمَّاهُ يَوْمَ الْحَجِّ اْلاَكْبَر ، فَإِنَّ الله َابْتَلَى خَلِيْلَهُ اِبْرِهِيْمَ فِيْهِ حَيْثُ اَمَرَهُ بِذَبْحِ وَلَدِهَ فَاَمْتَثَلَ اَمْرَهُ فِيهِ ، وَلِذَا سُمِّيَ يَوْمُ النَّحْرِ Kaum Muslimin lan Muslimat rahimakumullah, Mohon diingat bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Agung, Dzat yang telah menciptakan saya dan Anda semua bisa berkumpul di masjid ini, untuk menunaikan shalat Idul Adha dan menghayati hikmah yang terkandung dalam peringatan Idul Adha. Maka pada kesempatan ini saya berpesan kepada diri saya sendiri khususnya, dan kepada seluruh hadirin pada umumnya, marilah kita tingkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dalam setiap keadaan, dengan menjalankan apa yang diperintahkan-Nya, dan menghindari apa yang menjadi larangannya. Peristiwa bersejarah yang perlu Anda dan saya ingat, dan tiru dalam hari raya Idul Adha seperti sekarang ini adalah tugas, dan perintah yang sangat berat, yang Allah titipkan kepada Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail. إِنَّ هذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِيْنُ bahwa apa yang dilalui Nabi Ibrahim adalah perintah, sekaligus menjadi ujian yang nyata. Allah SWT dalam surah As-Shoffat ayat 100-106 berfirman. Dalamcontoh khutbah hari raya Idul Adha singkat padat PDF berikut ini akan membahas tentang hikmah hari raya Idul kurban.. Contoh khutbah hari raya Idul Adha singkat PDF ini berdurasi sekitar 10 hingga 15 menit. Durasi yang cukup untuk disampaikan kepada jamaah. Naskah khutbah Idul Adha juga dilengkapi mukaddimah dan penutup.
Teks Singkat Khutbah Idul Adha yang Menggetarkan JiwaKhutbah Iاَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. الله أكبر كبيرا و الحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة و أصيلا، الله أكبر ما تحرك متحرك و ارتج، و لبى محرم و عج، و قصد الحرم من كل فج, وأقيمت لله في هذه الأيام مناسك الحج، الله أكبر ما نحرت بمنى النحائر، وعظمت لله الشعائر، وسار إلى الجمارات سائر، وطاف بالبيت العتيق زائر، الله أكبر إذا أفاضوا لزيارة الطواف مكبرين، وللسعي بين الصفا و المروة مهرولين، وللحجر الأسود مستلمين و مقبلين، ومن ماء زمزم شاربين و متطهرين. الله أكبر سبحان ذي الملك و الملكوت، سبحان ذي العزة و الجبروت، سبحان الحي الذي لا يموت، سبحان ربك رب العزة عما يصفون. وسلام على المرسلين و الحمد لله رب العالمين أحمد الله حمد من وفقه فعرفه، وأشكر الله على ادراك ذي الحجة ويوم عرفة. واشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن سيدنا محمدا عبده و رسوله نبي أرسله الله بالرحمة و الرأفة. اللهم صل وسلم وبارك على محمد و على اله و أصحابه اولى التقوى و المعرفة وسلم تسليما كثيرا أيها الناس اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون. قالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ الكَرِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَSaudara-saudara kaum Muslimin hafidhakumullah,Gemuruh takbir, tahmid dan tasbih sejak kemarin sore menggetarkan hati setiap jiwa yang beriman dan takut kepada Allah SWT. Seluruh kaum Muslimin tanpa terkecuali, mulai anak-anak hingga orang tua, laki-laki maupun perempuan, yang sehat maupun yang sakit, baik sendiri-sendiri maupun berjamaah, baik berdiri, duduk ataupun tiduran, mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid. Bahkan bebatuan, tumbuhan dan seluruh alam raya mengumandangkan takbir untuk menghidupkan sunah Rasulullah SAWdengan mengagungkan dan mensucikan asma Allah kaum Muslimin yang berbahagia,Kalimat takbir adalah lafadh yang sangat agung. Islam telah mengajarkan takbir kepada kita agar senantiasa mengagungkan asma Allah SWT. Saat adzan kita mengumandangkan takbir, saat iqamah kita melafalkan takbir, saat membuka shalat kita mengucapkan takbir, saat bayi lahir kita tiupkan kalimat takbir pada kedua telinganya, saat menyembelih hewan kita membaca takbir, bahkan saat di medan laga kita juga memekikkan suara kita membaca takbir Allahu akbar, maka kita tanamkan keyakinan dalam hati bahwa hanya Allah yang memiliki keagungan dan kebesaran. Sungguh hanya Allah yang Mahabesar dan Mahaagung, sedangkan selain Allah adalah kecil dan lemah. Segala hal yang sering kita bangga-banggakan, berupa kekayaan harta, mobil mewah, rumah megah, kedudukan dan pangkat yang tinggi, semuanya adalah kecil dan tidak berarti apa-apa dihadapan Allah SWT. betapa banyak orang kaya jatuh miskin mendadak, betapa banyak orang memiliki pangkat dan kedudukan diturunkan dari jabatannya dan menjadi orang biasa. Kedudukan akan hilang, kekayaan akan sirna dan kecantikan pun akan habis. Dan hanya Allah SWT yang tetap maha Agung demikian lafadh takbir yang mengandung kemuliaan dan kebesaran tersebut, mulai sering digunakan dan diucapakan dengan sembarangan. Kadang lafadh yang agung tersebut diteriakan ketika demo anarkis, sambil merusak fasilitas umum, melempar batu dan dengan mengganggu orang orang lain, bersamaan dengan itu mereka bertakbir. Apakah pantas kebesaran lafadh takbir tersebut diucapkan bersamaan dengan mengganggu orang lain dan merusak. Tentu أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ و للهِ الحَمْدHadirin yang dimuliakan Allah bulan Dzulhijjah ada dua gambaran bagi umat Islam. Bagi yang dipanggil Allah ke Tanah Suci, mereka sibuk dengan rangkaian ritual ibadah haji, mulai wukuf di Arah, mabit di Muzdalifah, Mina hingga tawaf ifhadah. Sedangkan umat Islam yang lain termasuk kita, kita sibuk dengan ibadah puasa arafah, sedekah dan perayaan Idul adha serta memotong kurban setelah ini adalah hari yang sangat mulia. Dalam sebuah hadits diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim diceritakan; ketika Rasulullah berkhutbah id, tiba-tiba beliau bertanya,“Hai, bulan apa sekarang?” “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu?” jawab para sahabat. Nabi SAWdiam beberapa saat sehingga para sahabat menduga-duga, jangan-jangan beliau akan menyebut nama yang bukan nama sebenarnya. “Tidakkah ini bulan Dzulhijjah?” tanya beliau memecah kesunyian.” “Ya,” jawab sahabat.“Negeri apa ini?” beliau bertanya lagi. “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu?” jawab sahabat. Beliau diam sehingga para sahabat mengira beliau akan menyebut nama yang bukan nama sebenarnya dari negeri dimaksud. Ternyata tidak. “Bukankah ini negeri haram mulia?” kata beliau. “Ya,” jawab sahabat.“Hari apakah ini?” beliau bertanya untuk ketiga kali.“Allah dan Rasul-Nya lebih tahu?” para sahabat menjawab. Lagi-lagi beliau diam agak lama. Lagi-lagi para sahabat menyangka beliau memelesetkan nama hari itu. Tetapi tidak. “Tidakkah ini hari penyembelihan kurban?” tandas beliau. “Ya,” jawab para sahabat. Beliau bersabda, “Sungguh darah, harta dan kehormatan kalian adalah barang terlarang untuk dilanggar bagi kalian sebagaimana terlarangnya baca mulianya hari kalian ini, di negeri kalian ini dan di bulan kalian ini. Sungguh kalian bakal menghadap pada Tuhan kalian, lalu Dia akan menanyai kalian mengenai amal perbuatan kalian.” HR Al-Bukhari dan MuslimIdul Adha benar-benar hari yang besar. Ini bukan hari biasa, seperti hari-hari lainnya. Coba rasakan kebesarannya, kewibawaannya, kemuliaannya, demikian kira-kira Nabi SAW menganjurkan pada hari itu mestinya membawa dampak pada perilaku kita. Merasakan kebesarannya mendorong kita tertunduk malu di hadapan Allah atas pelanggaran-pelanggaran yang kita lakukan selama sekarang, tampaknya, kebesaran dan kemuliaan hari seolah tak berbekas di hati kita. Kita semakin tidak merasakan kebesarannya. Mungkin kita melakukan ritual rutin pada hari itu dengan melakukan shalat Idul Adha dan berkurban. Namun selebihnya, kita tidak merasakan apa-apa. Yang melanggar larangan tetap saja melanggar larangan. Yang mengabaikan perintah tetap saja tak peduli dengan perintah selama ini biasa mengambil hak milik orang lain secara tidak sah entah dengan mencuri, menipu, korupsi dan semacamnya tetap saja melakukan hal itu meski telah melewati hari nan besar itu. Yang biasa menindas orang lain, melecehkan kehormatan orang lain, tetap saja melanjutkan kebiasaannya, meski telah melewati hari nan Adha menjadi hambar bagi kita. Idul Adha menjadi tak banyak berarti bagi kita. Yang mencaci tetap mencaci karena merasa lebih hebat dan lebih baik. Padahal Allah yang lebih segalanya. Apalagi menjelang pemilu, semakin ramai cacian, makian dan hinaan antarsesama Muslim, hanya karena beda pilihan. Padahal Rasul mengingatkan bahwa sesama Muslim adalah mulia. Kenapa justru kita sendiri yang saling caci dan menghujat?ُاَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ و للهِ الحَمْدSaudara-saudara kaum Muslimin yang kurban merupakan ibadah yang diperintahkan Allah sejak jaman Nabi Adam AS. Bahkan setiap Nabi yang diutus Allah SWT memiliki perintah kurban. Ibadah kurban yang diikuti Nabi Muhammad SAWtidak terlepas dari peristiwa historis Nabi Ibrahim As. Rasulullah SAW. Suatu saat ditanya oleh sahabatnya mengenai apa udlhiyah penyembelihan kurban itu? Beliau menegaskanهذه سنّة أبيكم إبراهيمini adalah sunnah bapakmu, Nabi Ibrahim As.Nabi Ibrahim As hidup pada abad 18 SM. Masa persimpangan jalan pikiran umat manusia tentang kurban-kurban manusia yang dipersembahkan kepada dewa-dewa atau tuhan-tuhan mereka, sementara perintah Allah SWT. kepada Nabiyullah Ibrahim As untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail lantaran diilhami dari suatu ru’yah mimpi sebagaimana dikisahkan dalam Al-Quran As-Shaaffat 102فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ“Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkan apa pendapatmu!” Ia Ismail menjawab “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insyaallah Engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar”.Hadirin....Setiap individu yang mengaku beriman pasti akan diuji oleh allah SWT. Sebagai bapak akan diuji, sebagai Ibu dan istri akan diuji dan juga sebagai anak juga akan diuji. Ujian tersebut untuk membuktikan kebenaran iman kepada Allah mufassir menyatakan, perintah Allah SWT kepada Ibrahim agar menyembelih putranya sendiri hendak menyampaikan pesan kepada kita, bahwa betapapun besarnya cinta seseorang kepada anak atau apapun yang dimiliki, bukanlah sesuatu yang berarti bila Allah menghendakinya. Ridlo dan mahabbah Allahlah yang sejatinya yang paling berarti dalam hidup juga dalam akhir kisah tersebut, Allah SWT memberikan pengganti seekor domba besar atas keberhasilan Ibrahim dan Ismail dalam melaksanakan perintah dan ujian yang amat berat itu, seperti diungkap Al-Quran As-Shaaffat 107وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ“Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”. Selain sebagai bukti keimanan kepada Allah SWT dengan mengorbankan apapun jika memang diperintahkan, maka peristiwa Nabi Ibrahim as, juga mengandung ibrah pelajaran bahwa Allah SWT menjunjung tinggi harkat, martabat dan jiwa manusia, sehingga sama sekali tidak memperkenankan manusia dijadikan kurban penyembelihan atau pembantaian serta sebagai tumbal apapun yang pada akhirnya mengakibatkan pertumpahan darah atau melayangnya nyawa manusia. Karena itu, Islam tidak pernah mentolerir terjadinya kekerasan, kebrutalan, dan penindasan dalam bentuk apapun yang mengakibatkan pertumpahan darah dan penderitaan umat manusia. Ia dengan tegas mengharamkan dan mengutuk perbuatan bunuh diri, membunuh sesama atau membuat kerusakan apapun di muka bumi ini. Intinya kejahatan kemanusiaan maupun kejahatan lingkungan secara tegas dilarang Al-Qur’ menangkap pesan dan ibrah dari peristiwa besar yang tidak ada duanya dan tidak akan terulang kedua kalinya dalam sejarah umat manusia itu, dapat disinyalir bahwa Muslim sejati adalah yang memiliki kecintaan dan kepatuhan mutlak kepada Allah SWT melebihi kecintaannya kepada siapapun dan apapun. Perjuangan Nabi Ibrahim As dan putranya, Nabi Ismail As hendaknya juga dapat dijadikan sarana introspeksi diri atas ketaatan kita, untuk selanjutnya ritualitas kurban diharapkan mampu membentuk karakter kepribadian kita sebagai manusia yang peka terhadap lingkungan dan masyarakat sekeliling kita, sebagai manusia yang gemar berkorban dan mengulurkan tangan kepada mereka yang lemah dan yang أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ و للهِ الحَمْدSaudara-saudara kaum Muslimin yang dimuliakan perlu kita perhatikan dalam Ibadah Kurban adalah makna kurban yang mengandung nilai pengorbanan. Kurban, yang kita niatkan untuk Allah dan hanya ingin mendapatkan ridha Allah bukan hanya memotong kambing atau sapi pada hari raya Idul Adha saja. Ajaran mengorbankan kambing atau sapi dan dagingnya untuk dibagikan kepada orang miskin hanyalah sarana latihan dan pengingat saja. Pengorbanan jiwa, raga dan harta harus dilakukan setiap saat, untuk membuktikan derajat ketaqwaan dan keimanan lagi pada saat ini, banyak bencana dan musibah melanda bangsa kita. Kekeringan, kapal tenggelam, angin topan, wabah penyakit hingga kebakaran atau gedung yang runtuh. Di sinilah saat pengujian keimanan kita, seberapa besar ketaqwaan dan keimanan kita kepada Allah. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk berkorban dengan segala yang kita miliki demi kebahagiaan mereka yang terkena bencana. Bukan hanya kambing atau sapi saja yang harus dikurbankan, namun juga kekayaan lainnya, baik uang, makanan, pakaian bahkan tenaga kita harus juga kita kurbankan demi mencapai ketaqwaan dan keimanan yang harus menata kembali keimanan, membina negara, umat dan bangsa. Kita harus bersatu dan berdamai dengan sesama saudara kita. Karena kita semua kaum Muslimin di seluruh dunia sedang dijajah orang-orang Barat. Kaum Muslimin sedang diinjak-injak dan sedang dalam kesengsaraan. Hal ini disebabkan perpecahan dan permusuhan diantara Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,Tepatlah apabila perayaan Idul Adha digunakan menggugah semangat kita untuk berkorban bagi negeri kita tercinta yang saat ini sedang dirundung kesusahan. Krisis moral yang terus menggerogoti, beban ekonomi masyarakat yang semakin berat, dan kulitas pendidikan di negeri kita yang belum hebat, narkoba merajalela dan kenakalan remaja di kondisi seperti ini sebenarnya kita banyak berharap dan mendoakan mudah-mudahan para pemimpin kita, elit-elit kita, dalam berjuang tidak hanya mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompoknya, tapi untuk kepentingan bangsa dan negara. Pengorbanan untuk kepentingan orang banyak tidaklah mudah, berjuang dalam rangka mensejahterahkan umat memang memerlukan keterlibatan semua pihak. Semoga kita semua mampu menjadi orang yang bertakwa yang sanggup berkorban demi kemajuan perayaan Idul Adha kali ini, mampu menggugah kita untuk rela berkorban demi kepentingan agama, bangsa dan negara amiin 3x ya robbal semoga ibadah kurban kita diterima Allah SWT, dikuatkan iman kita, semoga Allah senantiasa menjaga kita semua, anak-anak kita, keluarga kita, saudara-saudara kita, tetangga-tetangga kita dari musibah dan bencana dan semoga kita semua diberi rezeki yang membawa berkah untuk beribadah kepada Allah صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ . و الحمد لله رب العالمين. اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهم“Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, Muslimin dan Muslimat, perbaikilah di antara mereka, lembutkanlah hati mereka dan jadikanlah hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah mereka atas agama Rasul-Mu ﷺ, berikanlah mereka agar mampu menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Ilah yang haq jadikanlah kami termasuk dari mereka.”اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا وَأَصْلِحْ لنا دُنْيَانا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لنا آخِرَتنا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لنا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ“Ya Allah, perbaikilah sikap keagamaan kami sebab agama adalah benteng urusan kami, perbaikilah dunia kami sebagai tempat penghidupan kami, perbaikilah akhirat kami sebagai tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan kami di dunia sebagai tambahan bagi setiap kebaikan. Jadikanlah kematian kami sebagai tempat istirahat bagi kami dari setiap keburukan.”اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ“Ya Allah, jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan tersebut dalam hati kami. Dan jadikanlah kami membenci kekufuruan, kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk orang yang mendapat petunjuk.”اللّهمَّ أَعِزَّ الإسْلاَمَ وَالمسلمين وَأَذِلَّ الشِّرْكَ والمشركين وَدَمِّرْ أعْدَاءَ الدِّينِ وَاجْعَلْ دَائِرَةَ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ يا ربَّ العالمين“Ya Allah, muliakanlah Islam dan umat Islam, hinakanlah syirik dan orang-orang musyrik, hancurkanlah musuh agama, jadikan keburukan melingkari mereka, wahai Rabb alam semesta. Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.”اللهم عذِّبِ الكَفَرَةَ الذين يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ ويُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ ويُقاتِلُونَ أوْلِيَاءَك“Ya Allah siksalah orang kafir yang menghalangi jalan-Mu, dan mendustai rasul-rasul-Mu, membunuh kekasih-kekasih-Mu.”اللهم فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَخُذْهُمْ أَخْذَ عَزِيْزٍ مُقْتَدِرٍ إنَّكَ رَبُّنَا عَلَى كلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ يَا رَبَّ العالمين“Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.”اللهمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كل بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ“Ya Allah, berilah kesabaran kepada kami atas kebenaran, keteguhan dalam menjalankan perintah, akhir kesudahan yang baik dan afiyah dari setiap musibah, bebas dari segala dosa, keuntungan dari setiap kebaikan, keberhasilah dengan surga dan selamat dari api neraka, wahai dzat yang Maha Pengasih.”بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمKhutbah IIاَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْTRIBUNPONTIANAKCO.ID - Tak terasa Idul Adha 2022 tinggal menghitung hari yakni jatuh pada tanggal 9 Juli 2022. Bagi yang mendapat tugas khutbah Idul Adha 2022 nanti, simak artikel ini. Meskipun masih dibeluti pandemik Covid-19, Pemerintah membolehkan umat Muslim melaksanakan shalat Idul Adha 2022 di masjid. Inilahcontoh naskah khutbah Idul Adha 2022 yang berjudul Sikap Rela Berkurban sebagai Bukti Cinta Sejati. Bisa dibaca oleh khatib setelah shalat Id usai. TRIBUNNEWS.COM - Inilah contoh naskah . 104 95 362 210 460 34 401 303